Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2017

Dalam Rintihan "Syiah-Sunni" Mencari Kebenaran

foto/int.bama.net Ingatkan saya jika ada uraian yang merusak aqidah. Islam dalam catatan sejarah sukses menguasai lebih dari seperdua belahan Bumi ini. Islam dalam cerita pilu, air mata dan darah menjadi ujian bagi Nabi Muhammad, SAW menyiarkan kebenaran Islam; Berjaya dan kokoh mengukir peradaban besar lalu runtuh. Masa ke emasan itu berlalu dengan begitu cepat hingga menjadi kisah/sejarah yang diagung-agungkan. Sesungguhnya runtuhnya peradaban Islam bukanlah sejarah yang patut di kenang. Sesungguhnya kisah itu menjadi bagian dari cerita perjalanan Islam menuju peradaban abadi karena se isi Bumi pun memeluk Islam. Janji Allah itu bukan tanpa tantangan. Melalui firmanya, Dia memerintahkan kepada seluruh umat Manusia untuk melaksanakan semua perintahnya dan menjauhi semua laranganya (Iman dan Taqwa). Kini, kebesaran Islam tinggal kenangan setelah Rasulullah wafat bahkan para sahabat pun tak harmonis. Saling klaim kepantasan untuk melanjutkan kekhalifaan Nabi Muhammad semakin m

Tips Menulis "Menbedakan Tulisan Ilmiah VS Tulisan Populer

“Beberapa penulis pemula mengalami kebingungan,” “Ketika menulis artikel di media massa,” “Tulisan seperti apakah yang seharusnya?” Menulis artikel di media massa memiliki beberapa ketentuan. Artikel yang mudah dibaca, menarik minat siapa saja yang membaca. Semua itu akan memberikan penilaian terhadap kualitas dari sebuah karya yang ditulis. Karya yang bagus akan mendapat penghargaan yang seimbang. Beberapa kesulitan seringkali ditemui pada para penulis pemula. Beberapa tulisan yang dibuat seakan belum menemukan arah. Apakah tulisan tersebut akan disusun secara ilmiah atau populer. Terlebih lagi beberapa tulisan berisi semacam kritikan, entah itu ditujukan pada pemerintah, sosio-kemasyarakatan atau lainnya. Para pembaca seringkali menanyakan bobot ilmiahnya. Yaitu mengenai sumber ataupun validitas dari karya yang ditulis. Karena bagi sebagian orang, tulisan yang bersifat kritik harus disusun dengan ‘serius’ agar kritikan tersebut tidak menyesatkan para pembaca. Berangka

Ketika Negara Tak Lagi Memberi Keadilan

foto/suarapapua.com Siapa yang tak marah jika Negara tak lagi memberikan keadilan, membungkam kemerdekaan ekspresi. Atau boleh jadi Negara ini disalah gunakan oleh rezim yang tak lagi patuh terhadap aturan Negara. Filep Jacob Semuel Karma salah satu korban atas kewenang-wenangan penguasa sebagaimana Filep menyuarakan nasib rakyat Papua saat itu. Filep di tembaki bersama aktivis pejuang anti kekerasan dan menuntut ketidakadilan pemerintah yang berujung jeruji dan korban jiwa pada tahun 2004 silam. Ia diadili selama 15 tahun penjara dimana sebelumnya ia juga hidup di jeruji besi selama 6, 5 tahun dan baru menghirup udara segar pada tahun 2015 lalu. Ia di adili atas tuduhan yang sama yaitu penghinatan terhadap Negara. foto/praharasenja.com Kadang kita tak menduga bahwa kemurnian gerakan kerap mengundang musibah, kekerasan bahkan kematian. Kisah kelam Filep bukan satu-satunya dalam cerita ini, melainkan sosok Munir, Salaim Kancil, Marsinah , Theys Eluay, Jopi Perangingangin,  Fuad

Filep Dalam Kisah Menuntut Keadilan

foto/radionz.co.nz Filep, tak pernah putus asa. Bahkan ia selalu hadir di tengah-tengan barisan rakyat pencari keadilan di negeri ini. Ia sangat lantang bersuara. Mungkin begitu Filep mengeksperesikan kekecewaannya terhadap Negara yang tak berbagi keadilan. Lelaki Papua ini tidak begitu khawatir atas dirinya dan keluarganya, sebab ia sudah mapan-mungkin keadilan tak perlu lagi baginya. Tapi ia sadar. Bahwa ia hidup tak sendiri, ia hidup bersama Rakyat Indonesia, hidup bersama etnik di ujung Nusantara yang jauh dari perhatian Negara. Jika Negara adil, Filep tak mungkin berteriak, tak mungkin masuk hutan, tak mungkin melawan Negara. Ia benar-benar sadar bahwa negeri ini separuhnya di hidupi oleh tanah Papua, bahkan tidak sedikit mutiara dari Timur Indonesia ini menghamrumkan nama bangsa ini di tingkat Dunia. Baginya, sudah cukup alasan untuk melawan ketidak adilan dan rela menaggalkan pengabdiannya terhadap Negara ini. Ia memilih bergabung dalam gerakan melawan Soerharto, Presiden

Pada Akhirnya Bumi Ini Menjadi Islam

foto/int Sungguh, kita selalu berada pada kebenaran yang kita punya masing-masing. Di tengah dinamika kehidupan dengan sedemikian rupa warnanya selalu menjadi alasan untuk kita tdk selalu sejalan dan selaras mengisi ruang sosial. Semua itu karena kita mengklaim keyakinan terhadap Agama yang kita anut paling benar. Bukan tanpa alasan atas klaim kebenaran itu; Tuhan menurunkan 5 (Lima) Agama Samawi, terakhir Islam. Dengan dasar ini, Agama terdahulu menyebarkan ajarannya hingga di seluruh belahan dunia. Penganut Kristen menisbatkan agamanya kepada Nabi Isa  bin Maryam dengan menyebutnya Yesus. Yesus sebagai Tuhan yang menjadi juru selamat dengan salah satu ajaranya pengampunan dosa bagi para pengikutnya. Sementara Nabi Isa bin Maryam hanya diutus kepada Bani Israil, bukan untuk seluruh umat Manusia. Allah Ta’ala berfirman, ÙˆَØ¥ِØ°ْ Ù‚َالَ عِيسَÙ‰ ابْÙ†ُ Ù…َرْÙŠَÙ…َ ÙŠَا بَÙ†ِÙŠ Ø¥ِسْرَاءِيلَ Ø¥ِÙ†ِّÙŠ رَسُولُ اللهِ Ø¥ِÙ„َÙŠْÙƒُÙ… Ù…ُّصَدِّÙ‚ًا Ù„ِّÙ…َا بَÙŠْÙ†َ ÙŠَدَÙŠَّ Ù…ِÙ†َ التَّÙˆْرَاةِ ÙˆَÙ…ُبَØ´ِّرًا بِر

Di Duga IMB Palsu, FPI Tolak Pembangunan Gereja

foto:int Jumat, 23 September 2016, Jemaat Nasrani tak fokus lagi menghadap Yesus-Tuhan mereka. Para Jemaat Bunturannu ini sangat ketakutan saat massa Front Pembela Islam (FPI) mendatangi Gereja Toraja Klasis Makassar, usai Salat Jumat. Dalam aksi itu, massa FPI menolak pembangunan Gereja di Jalan Cenderawasih III Makassar ini karena di duga IMB Gereja tersebut palsu. Saya tidak mengerti, siapa sebenarnya yang memiliki kewenangan untuk menentukan keabsahan IMB tersebut. Saya tidak melihatnya dalam sudut pandang palsu tidaknya IMB pembangunan Gereja itu melainkan ego mayoritas atas nama Agama. Mungkin bahasa krennya tindkan intoleran di tengah keberagaman Suku, Agama san Budaya. Maraknya tindakan intoleran ini mempertegas bahwa Pemerintah masih kesulitan melaksanakan salah satu tugas pentingnya, yaitu demokratisasi kehidupan berbangsa dan bernegara sejak Reformasi 1998.  Salah satu poin penting adalah mendorong Negara mematuhi prinsip-prinsip hak asasi manusia yang telah menjadi hak

Pulau Indo Dengan Sejuta Pesona

azchri-fotoart Sejenak lelah ini dihempas angin nansejuk dengan begitu cepat. Hamparan pasir putih mengelilingi pulau kecil di tengah Samudera ini membuat kita melongo, terdiam tapi tersenyum tatkala kaki beranjak turun dari kapal viber, lalu menyentuh pasir yang lembut itu. Benar-benar indah kawan. Inilah Pulau Indo dengan sejuta pesonanya yang belum banyak diketahui oleh wisatawan. Pulau Indo adalah Pulau kecil dengan ukuran 350 m x 75 m. Pulau indo terletak pada gugusan kepulauan tiworo, sebelah barat pulau muna,Sulawesi Tenggara. Koordinat GPS : -4° 40' 52.10" S 122° 25' 50.20" E . Kini Pulau yang eksotis ini sah menjadi milik Kabupaten Muna Barat setelah pisah dengan Muna (Kabupaten Induk). antonlaeti-foto Pasir putih bukan satu-satunya mutiara indah yang dimiliki pulau tanpa penghuni ini, tapi panorama alam berupa hutan pinus, pohon nyiur yang menjulang dengan tangkai daun yang terhempas searah hembusan angin sangat memukau. Begitu juga dengan pesona om

Eksotis, Misteri Fosil Paus Mengukir Peradaban Tokotu'a

Benar-benar memukau. Nyaris saja tak menemukan kata untuk melukiskan eksotisme fosil ikan Paus dalam museum itu. Struktur rangka tulang belulangnya masih tersusun rapih dengan panjang mencapi 20 meter dan lebar 3 meter. Sungguh menakjubkan tatkala kita membayangkan  ikan raksasa itu disaksikan secara langsung sewaktu masih hidup. Mungkin Paus adalah Raja dalam spesies ikan. Selain itu, Paus adalah pembunuh dan menjadi predator ganas di lautan mengalahkan Hiu. Fosil purbakala yang dipajang dalam pendopo itu menjadi salah satu ikon wisata sejarah yang ramai dikunjungi wisatawan. Pendopo adalah bangunan luas tanpa pembatas ( terbuka) yang berdiri kokoh di depan Pelabuhan Sikeli Pulau Kabaena Kabupaten Bombana Sulawesi Tenggara. Konon Paus Raksasa ini ditemukan oleh warga Tokotu'a. Warga Tokotu'a merupakan penduduk asli Kerajaan Moronene. Daging ikan Paus itu menjadi sajian bagi warga Tokotu'a yang saat itu warga masih hidup dalam kondisi serba terbatas, bahkan kelaparan

Pesona Pantai Bungin Pinungan

Semilir angin nan sejuk menghempas lelah seketika. Bagaimana tidak, wisatawan yang berkunjung di Pantai Bungin Pinungan ini disuguhkan dengan pesona panorama alam yang eksotis. Hamparan pasir putihnya yang lembut semakin memanjakan pengunjung menikmati keindahan pantai dan hutan mangrove yang berdiri di sepanjang bibir pantai. Wisata Pantai Bungin Pinungan terletak di Pulau Towea, Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara. Untuk lebih memudahkan lagi, objek wisata ini terletak antara daratan Kendari dan Konawe Selatan, Pulau Muna dan Pulau Buton. Pertemuan tiga arus : arus Selat Tiworo, arus laut banda dan arus Selat Buton. Jika wisatawan manca negara cukup terbang dari negaranya menuju Bandara Soekarno Hatta Jakarta. Lalu, dari Jakarta terbang menuju Bandara Sultan Hasanuddin Makassar dengan jarak tempuh 3 jam. Dari Bandara Hasanuddin bisa langsung ke Bandara Sugi Manuru Muna Barat atau Bandara Haluoleo Kendari. Dari Kendari menyebrang ke Raha Kabupaten Muna dengan menggunakan Kap

Eksotisme Tajung Bira Yang Terabaikan

Belum juga tiba di pantai yang kami tuju, panorama biru nan indah sudah menghadang pandangan. Dari kejauhan tampak gulungan ombak, memutih dengan menggoyang beberapa kapal dan perahu nelayan. Sungguh benar-benar indah, memukau hati. Saya dan dua kawanku dari Jakarta, tak sabar lagi untuk segera bersua menikmati eksotis pantai Tanjung Bira. Tanjung Bira adalah lokasi wisata yang ada di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Keindahan pantai ini benar-benar sama dengan cerita orang-orang kebanyakan. Tanjung Bira merupakan salah satu pantai yang memiliki keindahan alam yang tak kalah dengan pantai lain di Indonesia. Bahkan, oleh kebanyakan orang menyebut Tanjung Bira sebagai satu-satunya pantai yang memiliki pasir putih yang lembut. “Sebenarnya kalah dengan pasir putih di Bali,” kata seorang yang ada dalam mobi travel yang kami tumpangi, Sabtu, 4 Agustus lalu. Tanjung Bira berada di bagian bagian Timur Laut, Sulawesi Selatan. Kami memulai perjalanan dari Kota Makas

Yuk Berlibur ke Bulukumba

Berkunjung ke Pulau Liukang Loe di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, bisa menjadi pilihan apabila Anda menyukai pantai, laut, dan keindahan alam. Wisatawan tidak hanya bisa menikmati keeksotisan terumbu karang, tapi sekaligus belanja beraneka kuliner dan membeli cendera mata khas masyarakat Liukang Loe berupa sarung tenun Bangkuru Bira, Bulukumba. Pulau Liukang merupakan pulau batu yang ditutupi gugusan batu karang yang berpusat di tengah pulau. Seluruh pinggiran pulau dikelilingi hamparan pasir putih yang tak kalah indahnya dengan pasir putih yang ada di Tanjung Bira. Di sebelah barat pulau merupakan permukiman penduduk yang berjumlah sekitar 300 kepala keluarga. Wisatawan yang datang di pulau ini berasal dari beberapa negara Eropa, seperti Spanyol, Belanda, Jerman, Prancis, dan selebihnya wisatawan lokal, yakni dari berbagai daerah di Indonesia. Wisatawan biasanya menginap di Tanjung Bira di Bulukumba. Pantai Tanjung Bira ini memiliki air laut yang jernih da

Kolema, Holiwood Bau-Bau

Jika anda belum pernah melihat langsung Landamark Holliwood di Los Angeles, Amerika Seri, anda tak perlau jauh-jauh ke sana. Sebab, Landamark bergengsi dunia itu, anda bisa temui di Kota Baubau. Tulisan Baubau, yang memanjang di atas Bukit Kolema, benar-benar menyerupai tulisan Holliwood di Los Angeles-Amerika. Bukit Kolema terletak sekitar lima kilo meter arah Timur kota Bauabu dengan ketinggian sekitar  lebih dari  seratisan meter dari permukaan laut. Di puncak bukit itu dibangun pelataran gantung  (taman) dan satu tembok bertuliskan ”Baubau” sepanjang 30 meter dan tinggi 15 meter. Tulisan Baubau, terlihat jelas dari kejauhan, khusnya dilihat ketika anda berada di tengah laut. Dengan letak yang menghadap ke barat seakan menyambut kedatangan anda di kota Baubau yang semerbak Dahulu, taman gantung bukit Kolema hanya dikenal hanya beruap jurang yang curam dan ditumbuhi semak belukar, serta terkenal angker. Di lokasi ini juga sering terjadi kecelakaan yang diduga disebab

Nur Alam Dalam Cerita Benteng Yang Rapuh

foto/JPPN Surat panggilan itu. Nur Alam, pernah mendapatkan surat panggilan yang sama, tapi tak membuat ia gentar. Ia bukan seorang penjahat yang harus takut atas sangkaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap dirinya. Namun, lima (5) komisioner anti rasuah itu bersepakat untuk menjadikan Gubernur Sulawesi Tenggara (Sulltra) ini sebagai tersangka pada tanggal 15 Agustus 2016 silam dalam dugaan penyalah gunaan wewenang.

Seharusnya "Kopi" Jadi Simbol Perlawanan

Di sebuah kedai kopi petang itu. Suasana begitu riuh  tatkala pengujung di salah satu deretan meja kedai itu tertawa lepas setelah berujar. Mungkin mereka sedang berbagi pengalaman, entalah: yang pasti mereka sekelompok orang dengan perawakan mapan dan kekinian tampak bahagia dengan segelas kopi. Ada canda, ada tawa, ada pula diskusi, mungkin  juga mereka sedang membicarakan bisnis. Kedai Kopi, kini jadi salah satu pilihan untuk nongkrong-menghabiskan waktu dan uang bahkan tempat para pembual.