Jurnalis mungkin boleh dianggap sebagai dewa, pahlawan pembela kebenaran, dan juga sebaliknya sebagai pecundang. Dianggap sebagai dewa jika jurnalis selalu melebur, dan atau dekat dengan kejujuran, bersifat independent, dan yang terpenting menjunjung tinggi kode etik jurnalistik dalam menyajikan informasi. Independensi menjadi poin utama bagi jurnalis karena menyangkut kepercayaan publik. Namun, fakta berkata lain karena sejumlah oknum jurnalis lupa akan kitab suci jurnalisme. Perilaku seperti ini merupakan bentuk penghianatan terhadap publik karena meleburkan kejujuran, kemunafikan, dan kebohongan hanya untuk mengejar keuntungan semata.