Skip to main content

Menakar Peluang Tiga Pasangan Cagub Sultra



Kompetisi awal telah usai. Tiga pasangan calon gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) telah mastikan diri sebagai kontestan dalam gelanggang pemilihan gubernur (Pilgub) 2018 setelah menyerahkan tiket ke KPUD Sultra. Mereka adalah Ali Mazi-Lukman Abunawas ( AMAN), Rusda Mahmud-Sjafei Kahar ( RM-SK) dan Asrun-Hugua ( SURGA). Tiga pasangan calon gubernur (Cagub) ini disokong oleh kekuatan besar di republik ini. AMAN merepresentasi kekuatan Airlangga Hartato sebagai Ketua Umum Partai Golkat, Surya Paloh sebagai Ketua Partai Nasdem.

Pasangan RM-SK merepresentasi kekuatan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, Muhaimin Iskandar sebagai Ketua Umum PKB. Dan SURGA juga dibekingi dua kekuatan besar yaitu Joko Widodo (Presiden aktif) dan Mega Wati Soekarno Putri yang juga mantan Presiden sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan, termasuk Zulkifli Hasan Ketua Umum PAN yang juga mumpuni ketokohannya. Tapi, ada hal yang menggelitik dalam koalisi gemuk pasangan calon SURGA, Prabowo Subianto, Ketua Umum Parati GERINDRA yang dahulu rival berat Jokowi juga sama-sama menjadi penyokong. Termasuk tokoh-tokoh partai pengusung lainnya di Tiga pasangan calon gubernur.

Jika dilihat dari skema keberpihakan tokoh-tokoh bangsa yang melengket di belakang tiga pasangan calon gubernur tetsebut, maka yang merepresentasi kekuatan politik nasional adalah pasangan SURGA, tapi tidak merepsentasi kekuatan lokal. Sebab, pilgub kompetisi para tokoh atau elit melaikan kompetisi memenangkan hati rakyat di Sultra. Hal lain yang tidak memenuhi syarat untuk solid dalam koalisi pasangan SURGA adalah terbitnya tiga mata hari di Bumi Anoa ini. Sebab tokoh di belakang pasangan ini menyimpan harapan besar pada ajang pemilihan Presiden 2019 nanti. Hal ini  mencerminkan kerapuahan di akar rumput dan menjadi “warning up” dalam menjatuhkan pilihan-pilihan politik kelak.

Selain itu, pasangan SURGA tidak memiliki tren positif setelah didera dengan isu-isu dugaan korupsi, isu kegagalan memimpik Kota Kendari 10 tahun dan rencana mengokohkan politik dinasti hingga 20 tahun ke depan jika terpilih sebagai gubernur. Dugaan-dugaan yang dimaksud tersebuy adalah kasus PDAM Kota Kendari yang sementara dalam penelusuran KPK, estavet kepimpinan dari Ayah ke Anak berlanjut hingga pada periode selanjutnya. Dengan demikian kekuatan koalisi gemuk ini menjadi tidak berarti dan cenderung menguntungkan salah satu pasangan calon gubernur lainya yang menjadi rivalnya. Tinggal tim dua pasangan calon AMAN dan RM-LK yang mengemas strategi dan taktik untuk memanfaatkan kelemahan pasangan calon SURGA tersebut.

Menjadi mantan Wali Kota 10 tahun bukan jaminan untuk mengukur peluang melanggang di kursi gubernur. Sebagai mana Ali Mazi gagal melawan Nur Alam dahulu. Tapi yang membedakan Ali Mazi dengan rivalnya adalah hingga saat ini mantan gubernur Sultra ini memiliki loyalis atau pendukung yang idiologis yang dibuktikan dengan hasil survei. Begitu juga dengan Lukman Abunawas mantan kepala daerah dua periode hingga menjadi Sekda provinsi, integritasnya sangat layak jual. Pasangan ini sangat potensial memenangkan pertarungan kursi Sultra 1. Apalagi kekuatan Partai Golkar yang sejak dahulu memegang teguh loyalitas, pengalaman yang mumpuni dan lihai dalam menggerakan masa.

Yang tidak kalah mengkhawatirkan adalah pasangan calon RM-SK. Pasangan ini masing-masing mantan bupati dua periode di kabupaten yang penduduknya tak banyak. Kendati pernah memimpin kabupaten kecil, pasangan ini memiliki basis yang jelas. Selain basis partai penyokong yang solid, juga di untungkan dengan ke tokohan Susilo Bambang Yudhoyono yang dicintai banyak rakyat. Tidak cukup sampai di situ, pasangan ini juga memiliki kekuatan di salah satu kabupaten pemekaran yang di pimpin oleh anak calon wakil RM. Tapi, di banyak survey yang di rilis oleh beberapa lembaga survey selalu menempatkan AMAN di posisi puncak.

"Sebab politik bukan mainan para aktor melainkan mimbar untuk memenangkan hati rakyat"

TENTUKAN PILIHAN ANDA SEKARANG

Comments

Popular posts from this blog

Seharusnya "Kopi" Jadi Simbol Perlawanan

Di sebuah kedai kopi petang itu. Suasana begitu riuh  tatkala pengujung di salah satu deretan meja kedai itu tertawa lepas setelah berujar. Mungkin mereka sedang berbagi pengalaman, entalah: yang pasti mereka sekelompok orang dengan perawakan mapan dan kekinian tampak bahagia dengan segelas kopi. Ada canda, ada tawa, ada pula diskusi, mungkin  juga mereka sedang membicarakan bisnis. Kedai Kopi, kini jadi salah satu pilihan untuk nongkrong-menghabiskan waktu dan uang bahkan tempat para pembual.

Suku Betawi Yang Tersingkir dari Ibu Kota

Jakarta, lebih dekat dengan suku Betawi, karena mereka mengkalim dirinya sebagai suku asli. Sekitar pukul 07 pagi, saya bertemu dengan salah seorang tukang ojek yang mangkal di daerah Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, tidak jauh dari kantor TEMPO. Mansyur, nama tukang ojek ini dan mengaku orang Betawi tulen. Pagi itu, saya ditugaskan untuk meliput acara Menteri Kelautan dan Perikanan, oleh Redaktur Ekonomi dan Bisnis, harian TEMPO. Karena saya baru di Jakarta, tentu saya bingung dimana alamat kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan tersebut.

Kolema, Holiwood Bau-Bau

Jika anda belum pernah melihat langsung Landamark Holliwood di Los Angeles, Amerika Seri, anda tak perlau jauh-jauh ke sana. Sebab, Landamark bergengsi dunia itu, anda bisa temui di Kota Baubau. Tulisan Baubau, yang memanjang di atas Bukit Kolema, benar-benar menyerupai tulisan Holliwood di Los Angeles-Amerika. Bukit Kolema terletak sekitar lima kilo meter arah Timur kota Bauabu dengan ketinggian sekitar  lebih dari  seratisan meter dari permukaan laut. Di puncak bukit itu dibangun pelataran gantung  (taman) dan satu tembok bertuliskan ”Baubau” sepanjang 30 meter dan tinggi 15 meter. Tulisan Baubau, terlihat jelas dari kejauhan, khusnya dilihat ketika anda berada di tengah laut. Dengan letak yang menghadap ke barat seakan menyambut kedatangan anda di kota Baubau yang semerbak Dahulu, taman gantung bukit Kolema hanya dikenal hanya beruap jurang yang curam dan ditumbuhi semak belukar, serta terkenal angker. Di lokasi ini juga sering terjadi kecelakaan yang diduga disebab