Skip to main content

Yuk Berlibur ke Bulukumba


Berkunjung ke Pulau Liukang Loe di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, bisa menjadi pilihan apabila Anda menyukai pantai, laut, dan keindahan alam. Wisatawan tidak hanya bisa menikmati keeksotisan terumbu karang, tapi sekaligus belanja beraneka kuliner dan membeli cendera mata khas masyarakat Liukang Loe berupa sarung tenun Bangkuru Bira, Bulukumba.
Pulau Liukang merupakan pulau batu yang ditutupi gugusan batu karang yang berpusat di tengah pulau. Seluruh pinggiran pulau dikelilingi hamparan pasir putih yang tak kalah indahnya dengan pasir putih yang ada di Tanjung Bira. Di sebelah barat pulau merupakan permukiman penduduk yang berjumlah sekitar 300 kepala keluarga.

Wisatawan yang datang di pulau ini berasal dari beberapa negara Eropa, seperti Spanyol, Belanda, Jerman, Prancis, dan selebihnya wisatawan lokal, yakni dari berbagai daerah di Indonesia. Wisatawan biasanya menginap di Tanjung Bira di Bulukumba. Pantai Tanjung Bira ini memiliki air laut yang jernih dan pasir yang putih.


Pulau Liukang terletak tak jauh dari Pantai Tanjung Bira, berdekatan dengan Pulau Kambing. Wisatawan juga bisa menikmati kuliner ikan bakar di pulau wisata ini. Harga ikan bakar segar sekitar Rp 75 ribu.

Sebelum pulang, sarung tenun tradisional Bira bisa jadi cendera mata. Sarung tenun khas Bugis-Makassar ini termasuk langka di pasaran karena tersingkir oleh produk luar yang diproses dengan menggunakan teknologi atau pabrikan

Menurut Heny, salah seorang pedagang sekaligus perajin sarung tenun, ada dua macam sarung khas Bira, yaitu sarung tenun biasa dan tenun berbenang emas dengan gambar kapal pinisi. Sarung tenun biasa per lembarnya dibanderol Rp 250 ribu, sedangkan sarung tenun dengan benang emas per lembarnya Rp 560 ribu.





Harga yang tidak murah ini karena proses membuatnya yang tidak mudah. Untuk membuat satu sarung, biasanya butuh waktu 30 hari. Sarung tenun berbenang emas malah bisa lebih dari sebulan menenunnya. Kenapa lama? Sebab, perajin tenun harus mengatur sendiri penempatan warna dan gambar kapal pinisinya.

Untuk merawatnya, sarung tenun dengan benang emas tidak bisa dicuci dengan sabun cuci biasa. Soalnya, sarung bakal luntur dan rajutannya bisa rusak. Sarung jenis ini hanya bisa dicuci dengan menggunakan getah pepaya.

“Getah akan membuat sarung ini lembut dan kualitas warnanya bertambah bagus,” kata Heny.


Comments

Popular posts from this blog

Seharusnya "Kopi" Jadi Simbol Perlawanan

Di sebuah kedai kopi petang itu. Suasana begitu riuh  tatkala pengujung di salah satu deretan meja kedai itu tertawa lepas setelah berujar. Mungkin mereka sedang berbagi pengalaman, entalah: yang pasti mereka sekelompok orang dengan perawakan mapan dan kekinian tampak bahagia dengan segelas kopi. Ada canda, ada tawa, ada pula diskusi, mungkin  juga mereka sedang membicarakan bisnis. Kedai Kopi, kini jadi salah satu pilihan untuk nongkrong-menghabiskan waktu dan uang bahkan tempat para pembual.

Suku Betawi Yang Tersingkir dari Ibu Kota

Jakarta, lebih dekat dengan suku Betawi, karena mereka mengkalim dirinya sebagai suku asli. Sekitar pukul 07 pagi, saya bertemu dengan salah seorang tukang ojek yang mangkal di daerah Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, tidak jauh dari kantor TEMPO. Mansyur, nama tukang ojek ini dan mengaku orang Betawi tulen. Pagi itu, saya ditugaskan untuk meliput acara Menteri Kelautan dan Perikanan, oleh Redaktur Ekonomi dan Bisnis, harian TEMPO. Karena saya baru di Jakarta, tentu saya bingung dimana alamat kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan tersebut.

Kolema, Holiwood Bau-Bau

Jika anda belum pernah melihat langsung Landamark Holliwood di Los Angeles, Amerika Seri, anda tak perlau jauh-jauh ke sana. Sebab, Landamark bergengsi dunia itu, anda bisa temui di Kota Baubau. Tulisan Baubau, yang memanjang di atas Bukit Kolema, benar-benar menyerupai tulisan Holliwood di Los Angeles-Amerika. Bukit Kolema terletak sekitar lima kilo meter arah Timur kota Bauabu dengan ketinggian sekitar  lebih dari  seratisan meter dari permukaan laut. Di puncak bukit itu dibangun pelataran gantung  (taman) dan satu tembok bertuliskan ”Baubau” sepanjang 30 meter dan tinggi 15 meter. Tulisan Baubau, terlihat jelas dari kejauhan, khusnya dilihat ketika anda berada di tengah laut. Dengan letak yang menghadap ke barat seakan menyambut kedatangan anda di kota Baubau yang semerbak Dahulu, taman gantung bukit Kolema hanya dikenal hanya beruap jurang yang curam dan ditumbuhi semak belukar, serta terkenal angker. Di lokasi ini juga sering terjadi kecelakaan yang diduga disebab