foto/int
Sungguh, kita selalu berada pada kebenaran yang kita punya masing-masing. Di tengah dinamika kehidupan dengan sedemikian rupa warnanya selalu menjadi alasan untuk kita tdk selalu sejalan dan selaras mengisi ruang sosial. Semua itu karena kita mengklaim keyakinan terhadap Agama yang kita anut paling benar. Bukan tanpa alasan atas klaim kebenaran itu; Tuhan menurunkan 5 (Lima) Agama Samawi, terakhir Islam. Dengan dasar ini, Agama terdahulu menyebarkan ajarannya hingga di seluruh belahan dunia.
Penganut Kristen menisbatkan agamanya kepada Nabi Isa bin Maryam dengan menyebutnya Yesus. Yesus sebagai Tuhan yang menjadi juru selamat dengan salah satu ajaranya pengampunan dosa bagi para pengikutnya. Sementara Nabi Isa bin Maryam hanya diutus kepada Bani Israil, bukan untuk seluruh umat Manusia. Allah Ta’ala berfirman,
وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَاءِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللهِ إِلَيْكُم مُّصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِن بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ
Dan (ingatlah) ketika Isa putera Maryam berkata: “Hai bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)”. Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: “Ini adalah sihir yang nyata”. [QS. Ash-Shoff (61): 6]
Dengan dalil ini, ajaran Nasrani hanya untuk orang Israil dan tidak boleh berkembang ke negeri lain. Disebutkan di dalam Bibel: “Jawab Yesus: “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel”. (Matius 15: 24) “Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: “Janganlah kamu menyim-pang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melain-kan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel”. (Matius 10: 6)
Mungkin hari ini, bukan persoalan intoleran melaikan penafikan atas dalil yang dijelaskan dalam Matius 10:6 dan Matius 15:24. Mungkin juga misionaris ini berkeinginan untuk menguasai peradaban dunia. Tapi itu tak mungkin. Sebab, dalam ayat ini menjelaskan “Katakanlah: “Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua”, ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad diutus untuk seluruh manusia, sebagaimana firman Allah,
وَمَآ أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ كَآفَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُونَ
Dan Kami tidak mengutusmu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya, sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada menge-tahui. [QS. Saba’ (34): 28]
foto/int
Ayat ini menegaskan bahwa Isalam dengan kitab Alquran sebagai penyempurnah atas semua keyakinan yang diturunkan oleh Allah terdahulu. Tak ada golongan lain selain Islam kelak bumi ini kembalo kepadaNya. "Pada akhirnya bumi ini menjadi Islam". Fenomena hari ini adalah cara Allah untuk menguji keimana dan ketakwaan kita sebelum kembali kepadaNya. Marilah kita saling mengingatkan atas keiklafan kita dan saling memberi kebaikan sesama umat Manusia. Kerusakan hari ini tidak lebih dari hasrat kekuasaan dunia yang sebentar juga akan berakhir. "Sebab Kita Datang Lalu Kembali".
Comments