Skip to main content

Dalam Rintihan "Syiah-Sunni" Mencari Kebenaran

foto/int.bama.net

Ingatkan saya jika ada uraian yang merusak aqidah. Islam dalam catatan sejarah sukses menguasai lebih dari seperdua belahan Bumi ini. Islam dalam cerita pilu, air mata dan darah menjadi ujian bagi Nabi Muhammad, SAW menyiarkan kebenaran Islam; Berjaya dan kokoh mengukir peradaban besar lalu runtuh. Masa ke emasan itu berlalu dengan begitu cepat hingga menjadi kisah/sejarah yang diagung-agungkan. Sesungguhnya runtuhnya peradaban Islam bukanlah sejarah yang patut di kenang. Sesungguhnya kisah itu menjadi bagian dari cerita perjalanan Islam menuju peradaban abadi karena se isi Bumi pun memeluk Islam.

Janji Allah itu bukan tanpa tantangan. Melalui firmanya, Dia memerintahkan kepada seluruh umat Manusia untuk melaksanakan semua perintahnya dan menjauhi semua laranganya (Iman dan Taqwa). Kini, kebesaran Islam tinggal kenangan setelah Rasulullah wafat bahkan para sahabat pun tak harmonis. Saling klaim kepantasan untuk melanjutkan kekhalifaan Nabi Muhammad semakin membuat Islam terpuruk. Para sahabat masing-masing mengurai sejarahnya sebagai cara untuk meyakinkan bahwa salah satu diantara mereka pantas menggantikan kepemimpinan Rasulullah. Demikian yang terjadi antara kelompok Syiah dan Sunni, juga bagian-bagian Islam lainya dengan menjadikan mazhabnya sebagai alat kebenaran. Sungguh peliknya persoalanya hingga darah dan nyawa tak lagi berharga dalam pencarian kebenaran.
                     foto/int.mapio.net

Sejarah bukan kitab suci. Membongkarnya, karena itu, bukan sesuatu yang tabu, apalagi diharamkan. Sejak dulu kala, sejarah itu tergantung dari siapa yang menulisnya. Selama penulisnya bukan Tuhan atau golongan orang suci seperti nabi, maka sejarah terbuka untuk dikritik, dibongkar habis atau malah dihapus sama sekali. Memahami sejarah tanpa kritik sama saja menuhankan sejarah itu sendiri-atau mungkin sejarah itu tidak lebih dari sekedar mitos. Dan jika sejarah diurai dengan metode periwayatan sesuai dengan kaidah hukum, budaya Islam yang kita miliki saat ini, maka sudah selayaknya bagi kita untuk menjadikan sejarah sebagai sumber ilmiah yang penting. Bergaul dengan sejarah sama artinya dengan bergaul bersama kejadian masa lalu yang terstruktur dalam sebuah teori.
          foto/int.arrahmahnews.com

Kesenjangan kian memuncak tatkala Siyah-Sunni saling mengkafirkan. Syiah dengan dalilnya tak menghendaki hadis yang diriwayatkan oleh Abu Huraira diikuti oleh umat Islam. Sebab ia hanyalah seorang yang terakhir memeluk Islam dan hanya sebentar hidup bersama Rasulullah. Sementara hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ali cenderung ditinggalkan karena dianggap lemah oleh kelompok Sunni. Kendati demikian, Syiah menganggap Abu Huraira adalah "Komputer" Muawiyah yang khusus menagani riwayat Rasul. Mungkin kedua kelompok ini berusaha menjadikan pahaman sejarahnya sebagai satu-satunya sumber kebenaran. Dan mereka gagal memahami, jika Al-Quran menjadi sumber kebenaran umat Manusia untuk mengetahui sejarah masa lalu. Sebab, kebenaran Al-Quran bebas dari kendali ideologi bahkan jauh dari intrik politik.
            foto/int.imgrum.net

Berbicara tentang Syiah-Sunni sama dengan berbicara tentang Islam dalam lingkup sejarah. Perilaku bermazhab yang mengatur kesadaran umat memiliki kecenderungan negatif. Bahkan menghancurkan kerukunan dan keharmonisan umat. Dan perilaku ini yang harus benar-benar kita tolak. Namun ini adalah kehendak yang amat sangat sulit dapat terwujud;pertumpahan darah diantara hamba Allah ini kian menakutkan hinggi kini. Rintihan berdarah tak henti-hentinya "Syiah-Sunni" mencari kebenaran sampai mati satu-satu. Saya katakan bahwa pembicaraan Syiah-Sunni sangatlah penting. Sebab, dengan membicarakannya dimungkinkan dapat mengikis jurang perbedaan antara keduanya.

Syiah-Sunni penamaan kelompok umat Islam yang tidak mencerminkan kebenaran. Penggunaan nama yang semakin salah kaprah ini dikarenakan penolakan gerakan Umawiyah. Hal sensitif yang memompa terpisahnya dua nama ini adalah bahwa sbutan "Ahlussunnah wal Jama'ah" masih berbau kata "sunnah" Rasul. Sedangkan nama "mazhab Siyah" tak berbau sedikitpun kata "sunnah". Dengan demikian, Syiah adalah oposan dari Sunnah wal Jama'ah yang menjadi representasi sunnah Rasul. Namun Syiah menganggap hal ini sebagai penodaan dan penipuan sepnjang zaman.
  foto/int.syiahindonesia

Kaya Syiah, secara etimologi berarti mereka yang mengikuti dan menolong. Dalam lisan al'Arab, kata Syiah diartikan sebagai kelompok yang menyepakati suatu permasalahan. Bagi mereka yang menyepakati suatu permasalahan dan mengikuti pendapat sebagian yang lain disebut Syiah. Kata Syiah juga terdapat dalam al-Quran yang berarti golongan: Dan sesungguhnya Ibrahim benar-benar termasuk golongannya (Nuh). (ash-Shafat:83). Kata syĆ ya`a (bentuk kata kerja yang memiliki akar kata yang sama dengan syiah) yang mengandung arti "menguasai". Seperti dalam puisi al-Kumait : Aku tidak ada kecuali keluarga Ahmad telah menguasaiku (menjadi tuanku). Aku tidak punya keyakinan kecuali keyakinan yang benar.

Secara terminologis, kata syiah adalah mengikuti dan menolong Ahlul Bait Nabi. Dan merekalah orang-orang yang membantu Ahlul Bait dalam setiap kesempatan, mengikuti perilaku Ahlul Bait, dan juga menjadikan Ahlul, Bait sebagai pemimpin mereka. Sementata istilah as-sunnah, secara etimologis, berarati jalan atau metode. Maka kata sunnah ar-rasul memiliki pengertian jalan atau metode Rasul saw. Dalam lisan al-Arab karya Ibnu Mandhur, kata sunnah atau tasannun berarti jalan terpuji dan lurus. Oleh karena itu, jika dikatakan "orang itu ahlussunnah" maka artinya orang itu melangkah kejakan yang terpuji dan lurus. Kata ahlussunna sendiri diambil dari kata as-sunan yang berarti jalan. Kata sunnah juga memiliki arti "garis hitam pada punggung keledai".
  foto/int.pakistan.onepakistan.com.pk

Sedangkan secara terminologis, kata sunnah memiliki arti ssmua yang keluar dari Rasul saw, baik itu berupa perkataan, tindakan ataupun keputusan. Dan kata sunnah dijadikan mazhab bagi kaum Ahlussunnah wal Jama'ah yang berarti orang-orang yang memiliki jalan terpuji dan mengikuti Rasul serta golongan muslim. Orang-orang yang mengikuti jalan Rasul saw dissbut jama'ah sebagaimana sisabsakan Rasul saw dalam hadianya, "Tangan Allah itu bersama jama'ah." Ibnu Khaldun berkata, "Ketahuilah, syiah secara etimologis adalah orang-orang yang mengikuti, dan dalam pengertian ahli fikih maupun teolog baik yang kuno maupun yang mutakhir adalah pengikut Ali dan keturunanya.
  foto/int.hanoimoi.com

Syiah menurut pengertian ulama syiah sendiri adalah orang-orang yang menjalankan sunah Rasul saw, yang diambil dari silsilah keturunan yang suci. Hanya saja, dikarenakan adanya relasi-relasi politik dan ideologi yang menyertai perjalanan keduanya kelompok ini, akhirnya berbuahlah pertentangan yang tak terhitung jumlahnya. Dengan demikian pengungkapan kebenaran dalam dua kelompok ini menjadi penting, setidaknya dapat mengakhiri rintihan dalam mencari suatu kebenaran. Tentunya kembali pada ajaran Islam dengan mempertimbangkan sejarah Islam secara lebih saksama. Bersambung...........pada tulisan berikutnya




Comments

Popular posts from this blog

Seharusnya "Kopi" Jadi Simbol Perlawanan

Di sebuah kedai kopi petang itu. Suasana begitu riuh  tatkala pengujung di salah satu deretan meja kedai itu tertawa lepas setelah berujar. Mungkin mereka sedang berbagi pengalaman, entalah: yang pasti mereka sekelompok orang dengan perawakan mapan dan kekinian tampak bahagia dengan segelas kopi. Ada canda, ada tawa, ada pula diskusi, mungkin  juga mereka sedang membicarakan bisnis. Kedai Kopi, kini jadi salah satu pilihan untuk nongkrong-menghabiskan waktu dan uang bahkan tempat para pembual.

Suku Betawi Yang Tersingkir dari Ibu Kota

Jakarta, lebih dekat dengan suku Betawi, karena mereka mengkalim dirinya sebagai suku asli. Sekitar pukul 07 pagi, saya bertemu dengan salah seorang tukang ojek yang mangkal di daerah Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, tidak jauh dari kantor TEMPO. Mansyur, nama tukang ojek ini dan mengaku orang Betawi tulen. Pagi itu, saya ditugaskan untuk meliput acara Menteri Kelautan dan Perikanan, oleh Redaktur Ekonomi dan Bisnis, harian TEMPO. Karena saya baru di Jakarta, tentu saya bingung dimana alamat kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan tersebut.

Kolema, Holiwood Bau-Bau

Jika anda belum pernah melihat langsung Landamark Holliwood di Los Angeles, Amerika Seri, anda tak perlau jauh-jauh ke sana. Sebab, Landamark bergengsi dunia itu, anda bisa temui di Kota Baubau. Tulisan Baubau, yang memanjang di atas Bukit Kolema, benar-benar menyerupai tulisan Holliwood di Los Angeles-Amerika. Bukit Kolema terletak sekitar lima kilo meter arah Timur kota Bauabu dengan ketinggian sekitar  lebih dari  seratisan meter dari permukaan laut. Di puncak bukit itu dibangun pelataran gantung  (taman) dan satu tembok bertuliskan ”Baubau” sepanjang 30 meter dan tinggi 15 meter. Tulisan Baubau, terlihat jelas dari kejauhan, khusnya dilihat ketika anda berada di tengah laut. Dengan letak yang menghadap ke barat seakan menyambut kedatangan anda di kota Baubau yang semerbak Dahulu, taman gantung bukit Kolema hanya dikenal hanya beruap jurang yang curam dan ditumbuhi semak belukar, serta terkenal angker. Di lokasi ini juga sering terjadi kecelakaan yang diduga disebab