Skip to main content

Pantopuloa, Pasukan Pemberani


Pasukan khusus pada zaman pemerintahan Sultan Hasanuddin ini bertugas dalam perang dan penyambutan tamu raja.Ke-30 pemuda dalam balutan pakaian adat Go wa itu tampak berbaris rapi seperti tentara. Mereka mengenakan baju berwarna merah, celana hitam selutut, dan sarung bermotif kotak-kotak khas Bugis-Makassar.
Di kepala mereka terpasang kain berbentuk segitiga, seperti yang dikenakan Sultan Hasanuddin, Raja Gowa ke-16 yang berkuasa pada abad ke-16.


Derap kaki pasukan ini cukup membahana. Sebab, alas kaki semacam sandal gunung yang mereka kenakan beradu dengan ubin keramik halaman istana.
Meski matahari cukup menyengat, pasukan ini tak kehilangan semangat. Mereka melangkah dari gerbang Istana Balla Lompoa ke depan tangga bangunan berbentuk rumah panggung. Setibanya di depan tangga, pemimpin memberi aba-aba kepada pasukan dan pasukan pun terbagi menjadi dua kelompok. Mereka berhadapan.

Kelompok pertama, yang berada di sebelah kanan tangga, bergerak menyerahkan bendera.
Kelompok kedua, yang berada di sisi kiri tangga, juga bergerak menyerahkan badik sebagai tanda penyerahan waktu jaga kepada pasukan pembawa bendera tersebut."Serah-terima pasukan jaga saya terima dan siap dilaksanakan,"kata pemimpin pasukan penerima badik.

Prosesi ini merupakan bagian dari rangkaian upacara pergantian pasukan panji jaga istana Kerajaan Gowa. Pasukan ini disebut Pantopuloa, yang bergelar Tobarani, yang artinya orangorang pemberani. Pantopuloa dibentuk pada zaman pemerintahan Sultan Hasanuddin. Tapi jumlah anggota pasukan saat itu adalah 40 orang, bukan 30 seperti saat ini. Fungsinya pun berubah, dari pasukan khusus, menjadi pengawal dan pemandu wisata."Sekarang fungsinya untuk mengawal wisatawan dari luar dan dari dalam negeri," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Gowa Andi Rimba Alam Pangerang. Pergantian penjaga ini untuk pertama kalinya dimunculkan kembali saat peresmian revitalisasi Balla Lompoa sebagai rangkaian kegiatan budaya masyarakat Gowa. Prosesi ini diharapkan menjadi salah satu ikon budaya Gowa yang dapat menarik wisatawan.

"Terbukti banyak wisatawan asing yang ingin berfoto dengan pasukan jaga tersebut. Sebab, pakaian seragam yang dikenakan oleh pasukan ini merupakan pakaian seragam pada masa lalu,"katanya. Sasaran dinas pariwisata tidak hanya Balla Lompoa, tapi juga makam Sultan Hasanuddin, Syekh Yusuf, dan tempat-tempat bersejarah lainnya di Gowa. Salah satu tugas pasukan Pantopuloa adalah mengawal para wisatawan ke tempat-tempat wisata tersebut.

Anggota Dewan Adat Bate Salappang, Andi Jufri Tendri Bali, mengatakan dulu pasukan panji jaga istana raja ini adalah pasukan khusus Kerajaan Gowa, baik saat perang maupun dalam penyambutan tamu-tamu raja.
"Peran mereka sangat penting.
Sebab, segala sesuatu yang berhubungan dengan istana menjadi tanggung jawab mereka. Sekarang pasukan ini berfungsi mengawal wisatawan dan menjamu kebutuhannya,"kata Jufri.

Afrianto, salah satu anggota pasukan panji jaga istana Balla Lompoa, mengatakan ia biasanya bertugas sebagai pasukan jaga sejak pukul 06.30 sampai pukul 17.00. Sistem pergantian, kata dia, mengikuti aturan yang sudah dipelajari selama latihan.
Misalnya, sebelum pergantian, harus terlebih dulu menurunkan bendera Merah Putih.

Menurut Jufri, dulu tak ada bendera Merah Putih dalam upacara ini. Ketika itu hanya ada bendera kerajaan. Sebab, saat itu memang belum ada bendera Merah Putih di negeri ini."Sebenarnya sama dengan masa dulu, tapi pada saat itu yang ada hanya bendera kerajaan." Pergantian pasukan Pantopuloa yang ada saat ini, kata Jufri, dilakukan setiap tanggal 17. Dulu pergantian pasukan biasanya dilakukan setiap petang.

Salah satu wisatawan yang juga Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, Delphi Masdiana Ujung, mengaku tertarik pada pertunjukan budaya pergantian pasukan tersebut. "Ini luar biasa. Sejak dulu saya tahu daerah ini, tapi hanya membaca buku sejarahnya. Karena itu, saya tertarik datang serta belajar soal kebijakan pemerintah dan soal pengembangan wisata," katanya. Sebelum kembali ke daerahnya, Delphi tak lupa membeli beberapa cendera mata. Tentu saja, saat berkeliling istana, ia dikawal oleh para pemberani tersebut.

SAHRUL

Comments

Popular posts from this blog

Pesona Pantai Bungin Pinungan

Semilir angin nan sejuk menghempas lelah seketika. Bagaimana tidak, wisatawan yang berkunjung di Pantai Bungin Pinungan ini disuguhkan dengan pesona panorama alam yang eksotis. Hamparan pasir putihnya yang lembut semakin memanjakan pengunjung menikmati keindahan pantai dan hutan mangrove yang berdiri di sepanjang bibir pantai. Wisata Pantai Bungin Pinungan terletak di Pulau Towea, Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara. Untuk lebih memudahkan lagi, objek wisata ini terletak antara daratan Kendari dan Konawe Selatan, Pulau Muna dan Pulau Buton. Pertemuan tiga arus : arus Selat Tiworo, arus laut banda dan arus Selat Buton. Jika wisatawan manca negara cukup terbang dari negaranya menuju Bandara Soekarno Hatta Jakarta. Lalu, dari Jakarta terbang menuju Bandara Sultan Hasanuddin Makassar dengan jarak tempuh 3 jam. Dari Bandara Hasanuddin bisa langsung ke Bandara Sugi Manuru Muna Barat atau Bandara Haluoleo Kendari. Dari Kendari menyebrang ke Raha Kabupaten Muna dengan menggunakan Kap...

“Kerinduan”

Ia tetap abadi. Selalu hidup sepanjang zaman—juga di alam Bakah nan abadi. Hidup tak berarti selamanya nyata--hanya bisa dilihat; disaksikan oleh dua bola mata Manusia. Bahkan tak ada mati sesungguhnya. Melainkan sebuah perjalanan panjang menuju ke alam yang kekal—sebuah alam tempat berpulangnya semua yang hidup, yang bernyawa. Itulah alam sang Khalik. Dia perempuan yang aku cintai, juga saudara-saudaraku, terutama ayahku. Keluarga besarku, dan para kerabat, juga mencintainya. Dia lah perempuan yang kami rindukan, yang mereka rindukan. Ibu kami tercinta; kini engkau telah pergi dan tak mungkin kembali lagi. Engkau tak mati—selalu hidup, hidup bersama kami, bersama orang-orang yang menyayangimu. Kematian menjadi momen yang mengangumkan bagimu, tetapi tidak benar-benar istimewa bagi yang ditinggalkan di dunia. Isak tangis, sedih membelenggu hingga di jiwa seolah tak merelakan kepergianmu.  “Kita bisa melakukan apa saja yang kita inginkan di dunia Hingga pada waktunya, saya, dia,...

Lima Dampak Penemuan Partikel Tuhan

TEMPO.CO , Jenewa - Ilmuwan CERN resmi menyatakan keberadaan Higgs boson alias partikel Tuhan, dalam sebuah konperensi pers di Jenewa, Rabu 4 Juli 2012. Partikel baru dengan massa sekitar 125-126 gigaelectronvolts (GeV) ini ditemukan lewat eksperimen ATLAS dan CMS menggunakan akselerator partikel terbesar sejagad, Large Hadron Collider, di Jenewa, Swiss. Penemuan partikel subatomik ini diyakini berdampak luas pada perkembangan ilmu pengetahuan modern dan pemahaman umum tentang alam semesta. Para fisikawan mendefinisikan setidaknya lima implikasi terbesar dari penemuan partikel Tuhan: